Sabtu, 05 Juli 2008

Sayuran Organik

Waspadai Pestisida pada Sayuran

Sejak dulu, semua orang tahu bahwasanya memandang penting mengkonsumsi sayuran dapat bermanfaat bagus bagi kesehatan tubuh. Kandungan zat mineral, vitamin, dan keberadaan seratnya dapat menyehatkan tubuh dan memperlancar sistem pencernaan.

Namun niatnya mengkonsumsi sayuran agar sehat, justru yang ada malah sebaliknya. “Kadang saya dengar ada orang rajin makan sayuran tapi mengeluh badannya sakit. Itu karena banyak masyarakat kurang tahu adanya kandungan pestisida yang ada dalam sayuran,” jelas Bandi, seorang penghobi tanaman organik yang mulai menularkan kepada para pemuda di Perumahan Taman Sari, Tiban.

Hal itu menurutnya dikarenakan adanya para petani sayuran yang menanam tanamannya dengan memberikan obat-obatan seperti pestisida untuk menghalau hama hingga obat-obatan yang tujuannya untuk menyehatkan tanaman.

“Musuh utama tanaman itu datang dari dua tempat, 75 persen hama dari tanah dan 25 persen muncul dari udara seperti belalang. Makanya itu dalam budidaya hidroponik, kita tidak menggunakan pestisida. Kalau nggak ada hama, kenapa kit aharus pakai racun,” jelas Bandi.

Mungkin, tanaman yang dihasilkan akhirnya terlihat segar dan sehat. Namun obat yang diberikan tersebut tidak dapat hilang begitu saja. Akibatnya, manusia yang mengkonsumsinya pun bisa mengalami keluhan sakit yang tidak diinginkan.

Kanker atau tumor misalnya, bisa dialami oleh seseorang meski kelihatannya rajin mengkonsumsi sayuran yang dikenal sebagai sumber antioksidan dan bermanfaat bagi tubuh. Dan sayangnya, keluhan tersebut memang baru muncul setelah bertahun-tahun lamanya.

Karena itulah, jangan abaikan untuk mencuci bersih sayuran sebelum dikonsumsi. Bahkan, saat ini juga sudah ada produk pencuci sayuran dan buah yang mampu melunturkan zat-zat dalam sayuran yang seharusnya tidak perlu terkonsumsi oleh tubuh. (ika)

Tingkatkan Antioksidan

Di Jakarta atau beberapa kota besar lainnya, orang-orang kini mulai ramai melirik gaya hidup mengkonsumsi sayuran organik. Pihak supermarket di Batam pun kini juga sudah mulai menawarkan sayuran dengan bungkus berlabel organik. Sedangkan di beberapa restoran di Jakarta saat ini juga sudah mulai menawarkan masakan dari bahan-bahan dan pengolahan yang organik.

Sedangkan para artis sendiri juga banyak yang kini mulai menjadikan cara hidup mengkonsumsi sayuran organik sebagai sebuah kebiasaan. Alasannya apalagi kalau bukan kemampuannya yang dapat menjaga dan merawat kecantikan.

Jadi bukan hanya bahan-bahan yang dipakai saja yang memang tidak mengandung bahan-bahan kimiawi seperti dari pestisida atau obat, akan tetapi istilah organik itu pun juga dilihat dari cara mengolahnya. Misalnya dengan meniadakan penggunaan penyedap rasa.

Coba saja untuk menerapkannya. Dalam jangka beberapa waktu nantinya, tubuh kita pun akan terasa lebih segar dan tidak rentan terkena penyakit. Sedangkan dalam jangka panjang tentu saja tubuh pun akan terhindar dari penyakit-penyakit yang membahayakan.

“Mengkonsumsi sayur sehat yang bebas pestisida memang akan meningkatkan antioksidan atau sistem kekebalan tubuh manusia,” imbuh Bandi.(arie)

Jumat, 04 Juli 2008

Menanam Cabai dalam pot

Memang terlalu sederhana, namun kita coba carmati “hal-hal sepele di sekitar kita” yang mungkin kandang-kadang terabaikan.

Memanfaatkan lahan kosong, kalao itu aga luas. Menanam dalam pot kecil atau kaleng bekas …….. yah sederhana memang.

Dari pot kecil atau kaleng bekas itu kita beri tanah, ambil tanah yang berhumus di pembuangan sampah yang sudah membusuk atau kotoran ternak yang telah jadi kompos (sabar saja, kalo kotoran ternaknya masih baru taruh saja dalam pot dicampur dengan tanah biarkan kira-kira satu bulan)Setelah kita punya media tanam dari pot atau kaleng bekas tersebut, ambil saja 1(satu) buah cabai yang cukup tua untuk benih (ini contoh yang sangat sederhana). Kami memang tertarik pada Cabai Rawit karena menurut pangamatan kami sepertinya “tak ada matinya” dibanding cabai merah biasa, cabai kriting dan sejenisnya. Menurut pengamatan kami, cabai merah biasanya satu kali tanam, dipanen terusss harus ganti tanaman baru lagi. Kalau Cabai Rawit bisa sekali tanam ber tahun-tahun masih hidup untuk dipanen. Jadi, kita kerjakan saja dari cabai yang kita miliki semikan dalam pot. Maaf (untuk pembaca yang budiman) ini sebuah pengalaman: kami berkunjung ke rumah salah seorang teman sebut saja Ibu Faujiyah. Di situ kami tertarik dengan cabai rawit yang ditanam disebelah rumahnya. Kami terus terang minta satu saja untuk benih, di semai di sebuah pot yang telah ditanami bunga dari situlah tumbuh hanya 2 pohon kecil yang kurang terurus. Kemudian kami tanam dalam sebuah pot …………selanjutnya , seperti berikut :

· Berbunga bunga_cabai.jpg

· Berbuah cabai_rawit.jpg

· Disemaikan lagi dst

Dari kegiatan yang sederhana …… dapat kita kembangkan terus dengan “senang” tentunya. Dari sebuah cabai terus kita kembangkan disekitar rumah tentunya dapat dimanfaatkan untuk bumbu dapur, dan seterusnya tetangga yang melihat hiasan cabai yang me-merah pun tertarik …. ya , kita beri untuk ditanam.

Menanam bunga dalam pot di depan atau di sekitar rumah kita, itu hal yang biasa.

Alangkah baiknya juga ……………. menanam kebutuhan sehari-hari itu perlu “jadi kebiasaan”

contoh sederhana : cabai_dipot.jpg

Dari kegiatan sederhana ini, yang perlu dipetik manfaatnya adalah menamkan Nilai-nilai wira usaha , sebagai latihan bekerja bagi anak-anak kita ……. Untuk menumbuhkan “semangat berusaha”, agar lebih memahami dan memiliki arti kehidupan yang lebih bermanfaat.***

Senin, 30 Juni 2008

Konferensi Perubahan Iklim

Konferensi Perubahan Iklim PDF Print E-mail

”It is my hope that we will rise as one to face this challenge, and leave a better world for future generations”

Itulah kalimat yang pernah diucapkan Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam upaya memerangi perubahan iklim. Harapan itu pula yang mungkin ingin dicapai dalam Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim dari tanggal 3-14 Desember 2007 di Nusa Dua, Bali. Konferensi ini sangat penting karena di dalamnya dibahas mengenai masa depan kelangsungan hidup umat manusia.

Penyelenggaraan konferensi perubahan iklim ini berawal dari peringatan para ilmuwan di awal tahun 1990-an akan ancaman serius perubahan iklim bagi manusia dan lingkungan. KTT PBB mengenai bumi pada tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil, menanggapi peringatan ini dengan menyetujui dibentuknya Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim PBB (UN Framework Convention on Climate Change-UNFCCC). Konvensi ini bertujuan untuk menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat tertentu. Para negara penandatangan UNFCCC bertemu setiap tahun sekali untuk membahas dan menyepakati tindakan yang harus dilakukan, dalam pertemuan Conference of Parties (COP) atau sering disebut konferensi perubahan iklim.

Pada COP ke-3 di Kyoto Jepang tahun 1997 telah dicapai sebuah kesepakatan yang disebut Protokol Kyoto. Di sini tercapai konsensus bahwa negara maju (kecuali Amerika Serikat) yang selama ini menjadi pembuang karbondioksida (CO2) terbanyak bersedia menurunkan emisi gas rumah kaca minimal 5 % dari tingkat emisi tahun 1990 pada periode tahun 2008-2012. Kini 4 tahun menjelang berakhirnya protokol Kyoto, COP ke 13 di Bali menjadi sangat penting untuk menjadi landasan tercapainya kesepakatan baru setelah tahun 2012.

Sekitar 10.000 orang hadir dalam konferensi perubahan iklim di Bali yang terdiri dari delegasi resmi 187 negara, para pengamat dari organisasi internasional dan non pemerintah serta media massa. Acara dalam konferensi ini bukan hanya sekadar membuat negosiasi saja. Terdapat lebih dari 200 acara pendamping (side event), yang semuanya mengusung beragam isu dalam bentuk seminar, diskusi, sharing experience atau peluncuran program. Di samping itu, ada lebih dari 100 stan mengisi ruang pameran yang disediakan di lokasi konferensi. Belum lagi suguhan happening art atau demonstrasi yang dilakukan LSM baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Di luar lokasi konferensi digelar pula kegiatan-kegiatan lain (parallel event) yang jumlahnya sekitar 50 macam acara.

Dalam konfeplenaryrensi ini terungkap fakta bahwa perubahan iklim telah terjadi sekarang, bahkan cenderung lebih cepat terjadinya daripada yang diduga sebelumnya. Negara-negara kepulauan kecil seperti Fiji, Samoa dan Tulavu ”berteriak” karena pantai-pantai mereka telah mulai tenggelam. Selain itu, benua Afrika terancam bencana kelaparan karena gagal panen akibat kemarau berkepanjangan. Di sisi lain es di kutub utara dan kutub selatan mencair lebih cepat dari apa yang diprediksi para ilmuwan.

Proses perundingan berjalan sangat lambat karena sikap Amerika Serikat, Jepang dan Kanada masih enggan mengurangi emisinya. Setelah sempat diperpanjang satu hari, akhirnya konferensi menghasilkan konsensus bernama Bali Road Map. Di sini disetujui agenda dan jadwal yang harus diselesaikan sampai tahun 2009 guna menghasilkan perjanjian baru setelah Protokol Kyoto. Sekalipun demikian masih terlihat masalah subtansi yaitu besarnya pengurangan emisi yang gagal disepakati. Angka pengurangan emisi sebesar 25-40 % bagi negara maju sampai tahun 2020, agar suhu tidak naik melampaui 20 C dan tidak menimbulkan bencana dahsyat, tidak dicantumkan pada konsensus tersebut. Tampaknya harapan Sekjen PBB Ban Ki-moon agar kita semua menyatukan langkah dalam menghadapi perubahan iklim masih belum dapat terwujud.

KEINDAHAN

kata-kata itu..........,

tersimpan dalam hati begitu indah

membuatku tersenyum dan membuahkan pertanyaan

apakah.............?

benarkah.............?

mungkinkah..........?

sudahlah,ini semua rahasiaNYA

aku emang suka keindahan namun aku takut keindahan itu menjebakku

bukan aku nggak percaya,justru aku sangat menghargai dan mensyukuri

aku hanya orang bodoh,nggak ada yang mampu aku lakukan

selain hanya berhati-hati

semoga keindahan itu bukan semu

aku nggak akan berhenti berharap

namun aku juga nggak akan bergantung

karena kupercaya kebahagiaan akan ada

jika kumenanamkan bukan hanya mengharap saja

Minggu, 29 Juni 2008

TAMAN RUMAH


Menciptakan "Roh" Taman Rumah

SEINDAH apa pun arsitektur bangunan rumah, tanpa taman, rumah tetap saja terasa hampa, tidak hidup. Roh rumah sebenarnya terletak pada dua hal utama, yakni aktivitas penghuni rumah dan kehadiran taman yang asri. Keduanya merupakan makhluk hidup, bukan barang mati, yang sangat berperan menghidupkan "roh" rumah.

Aktivitas seluruh anggota keluarga dalam memanfaatkan fungsi-fungsi setiap ruang secara optimal, mulai dari tidur, mandi, beribadah, belajar, memasak, duduk santai, hingga berkebun bersama adalah hakikat rumah sebagai tempat tinggal.

Arsitektur yang ramah lingkungan selalu berusaha menyatukan bangunan dengan lingkungannya, seperti rumah kebun, rumah berarsitektur organik (Kaufman House karya Frank Lloyd Wright yang terkenal dengan sebutan Falling Water House).

Sebuah rumah sehat idealnya memiliki komposisi koefisien dasar bangunan (KDB) 60 persen dan koefisien dasar hijau (KDH) 40 persen. KDH berupa taman mutlak diperlukan sebagai paru-paru rumah dan tempat resapan air. Keterbatasan lahan membuat KDH sering kali dipersempit, bahkan ditiadakan sama sekali. Kembalinya tren gaya hidup dekat alam di kota metropolitan membuat kebutuhan akan taman rumah kembali menggeliat.

Dalam kehidupan berkota yang kian materialistis dan tenggelam dalam rutinitas kehidupan (kerja, sekolah), kita memerlukan keseimbangan hidup yang dapat ditemukan di rumah. Salah satunya adalah dengan berkebun di taman yang diyakini obat terapi fisik dan psikis mujarab yang murah meriah. Kehadiran taman-taman di rumah pun sudah menjadi keharusan dan merupakan faktor penentu nilai jual rumah. Nyaris tidak ada rumah yang dibiarkan gersang tanpa taman.

Untuk menghadirkan taman rumah yang tepat, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh arsitek/arsitek lanskap dan penghuni rumah. Taman merupakan representasi kehadiran alam (taman surgawi) dalam rumah sebagai bagian dari ingatan kolektif hakikat manusia yang selalu ingin dekat dengan alam (back to nature).

Nostalgia pemandangan lanskap pedesaan yang hijau, gemericik air yang menggoda, kicauan burung di atas pohon yang rindang, atau tiduran di hamparan rumput merupakan ingatan kolektif yang selalu dirindukan sepanjang hayat dan menghantui untuk diwujudkan kembali di depan mata di dalam rumah kita. Sifat alamiah dan humanis tersebut diwujudkan dalam bentuk-bentuk taman yang banyak dipengaruhi faktor iklim dan sosial budaya masyarakat yang kaya filosofi kehidupan.

Secara umum, bentuk taman dapat dibagi atas taman kering dan taman basah. Komposisi taman kering berupa materi keras (hardscape) seperti batu-batuan, koral, kerikil, dan pasir, unsur air, dan materi lunak (softscape) tanaman lokal. Bentuk taman cenderung formal kaku, teratur, pembagian ruang jelas, suasana terasa hening dan dingin. Taman Jepang, taman China, taman Korea, taman Mediteranian, atau taman minimalis merupakan tipikal taman kering dengan ciri khas masing-masing.

Taman kering dapat dioptimalkan sebagai resapan air dengan struktur terdiri dari bawah ke atas berupa batu apung, ijuk, koral, pasir kasar, dan tanah/koral/kerikil dengan ketebalan beragam sesuai dengan kondisi tanah. Taman kering juga berfungsi sebagai tempat refleksi tubuh mengendurkan urat saraf dan melancarkan peredaran darah.

Taman basah merupakan wujud miniatur hutan hujan tropis dengan komposisi didominasi materi lunak tanaman yang kaya jenis, warna-warni (keceriaan), serta unsur air dan batu-batuan sebagai pelengkap. Bentuk taman informal, acak, komposisi ruang bebas tetapi tetap jelas, suasana lebih santai dan ceria. Taman Bali, taman Jawa, taman Hawaii, dan taman Inggris mewakili bentuk taman basah ini.

Sebelum kita menentukan bentuk taman apa yang paling cocok dibangun di rumah, kita harus melihat dulu konsep bangunan rumahnya, karena taman juga berfungsi sebagai penyelaras bentuk arsitektur rumah dengan lingkungan sekitar dan kontekstual. Sebagai penyelaras, taman dapat dibangun mengikuti bentuk taman-taman lingkungan dan konsep umum permukiman yang dikembangkan pengembang. Jika rumah Anda bergaya arsitektur Bali, tentu taman Bali-lah yang paling tepat. Begitu pula bila rumah tersebut berarsitektur Mediteranian, klasik, art deco, atau minimalis.

Taman juga dapat dibangun ekstrem sebagai sebuah "dunia baru" yang lain daripada yang lain. Taman menjelma menjadi dunia pelarian dari rutinitas kehidupan yang terkadang menjemukan. Lebih hemat, ketimbang harus berakhir pekan ke tempat-tempat wisata alam di luar kota, begitu salah satu alasan yang dikemukakan para penghuni.

Untuk mendekatkan diri dengan alam, fungsi-fungsi ruang dalam rumah ditarik ke luar, seperti ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga ditarik ke taman belakang atau ke taman samping, atau kamar mandi semiterbuka di taman samping. Sebaliknya, alam juga dapat ditarik ke dalam ruang rumah, ruang tamu, atau ruang keluarga dilengkapi kolam ikan di taman samping, dinding-dinding kaca air di ruang keluarga dan dapur.

Penyebaran pot-pot tanaman berdaun/berbunga indah mulai dari carport, teras depan, ruang tamu, ruang keluarga, hingga teras belakang menegaskan kehijauan rumah. Pot tanaman juga dapat ditempatkan berjejer di atas pagar atau di ujung kolom pagar akan mempercantik penampilan pagar rumah.

Tema taman sangat bervariasi dan diselaraskan dengan gaya arsitektur bangunan rumah, seperti taman tropis (tanaman warna-warni), taman aromatik (tanaman berbau harum wangi), taman apotek hidup (tanaman berkhasiat obat), atau taman rempah (tanaman kebutuhan memasak).

Sedikit kreativitas dalam menata taman dengan memadukan berbagai tanaman secara berkelompok sesuai jenis dan warna, kolam ikan dari gentong/gerabah, air mancur siap pajang, dan ornamen taman (batu alam, patung gerabah, bangku, lampu). Permainan lampu sorot juga dapat memberikan efek dramatis, romantis, atau hening dalam taman di malam hari.

Taman tanpa unsur air bak makanan tanpa garam, yang memberikan efek menyejukkan bagi rumah dan penghuninya. Kolam air dapat dibuat memberikan efek sebagai air mancur, air muncrat, atau air jatuh. Efek gemericik air secara teratur dapat menenangkan pikiran dan kejiwaan penghuni. Kombinasi dinding pagar setinggi + 1,50 meter, tanaman berdaun padat di luar atau di dalam pagar, dan kolam air merupakan kombinasi efektif peredaman kebisingan ke dalam rumah.

Jenis tanaman yang dipakai harus mempertimbangkan lokasi taman terkena sinar matahari langsung secara penuh (tanaman berbunga), setengah, atau teduh (tanaman berdaun hijau). Warna indah bunga atau daun tanaman diserasikan dengan warna dominan rumah sehingga tampak selaras. Pilih tanaman yang mudah pemeliharaan dan perawatannya, termasuk media tanam dan jenis pupuk alami atau buatan.

Bagi yang tidak mau repot, kini telah banyak dijual komponen taman instan. Berbekal konsep taman yang akan diwujudkan, Anda dapat membeli pot lengkap dengan tanaman yang terawat baik dari berbagai jenis, bahan, dan ukuran, ornamen patung, bangku taman, lampu taman, paket lengkap kolam air mancur mini dan pompa air, dan akuarium. Semua siap pajang dalam waktu singkat dengan biaya cukup kompetitif.

Luangkan menanam pohon di jalur hijau depan rumah, taman depan, atau taman belakang untuk memberikan kesegaran udara yang dibutuhkan rumah dan penghuni. Keelokan taman rumah yang ditata apik akan menyegarkan mata, menyejukkan hati, mendinginkan kepala. Hidup pun semakin sehat psikis dan fisik bagi seluruh anggota keluarga.


Usaha Tani Sayuran, Potensi dari Pekarangan


Usaha Tani Sayuran, Potensi dari Pekarangan


Pekarangan atau halaman rumah di perkotaan biasanya dimanfaatkan sebagai taman dengan tanaman hias. Sedangkan di pedesaan, halaman yang luas banyak yang dibiarkan begitu saja, padahal lahan pekarangan bisa disulap menjadi taman sayuran atau buah-buahan


Pekarangan atau halaman rumah di perkotaan biasanya dimanfaatkan sebagai taman dengan tanaman hias. Sedangkan di pedesaan, halaman yang luas banyak yang dibiarkan begitu saja, padahal lahan pekarangan bisa disulap menjadi taman sayuran atau buah-buahan yang produktif menghasilkan uang. Tentu saja jenis sayuran atau buah yang dipilih harus sesuai dengan luas pekarangan.


Lebaran, bagi ibu rumah tangga yang tidak pulang kampung, memiliki kesulitan tersendiri. Terlebih jika tinggal di perumahan yang mayoritas pendatang, mereka dipusingkan dengan ketidakhadiran tukang sayur yang biasanya berkeliling. Sementara pembantu yang biasa berbelanja ke pasar juga tidak bisa diharapkan karena pulang kampung.

Persoalan menjadi lain jika di pekarangan rumah, kendati tidak begitu luas, tersedia tanaman sayuran. Kalau memerlukan, kita tinggal petik saja sayuran di depan rumah, baik terung, tomat, cabai, bayam, maupun jenis sayuran lainnya yang bisa ditanam di pot. Namun sayang, banyak pekarangan yang tidak menyediakan sayuran.

Seperti cabai, setiap hari tinggal petik karena dari dua pohon saja jumlah cabainya cukup banyak. Jeruk untuk bumbu sayur juga ada. Memang karena sempitnya lahan, tidak semua jenis sayuran bisa ditanam, tetapi dengan penataan yang baik, misalnya membuat rak tanaman dari pralon, beberapa jenis sayuran bisa dibudidayakan.

Untuk mencari benih tanaman sayuran dalam pot sebenarnya juga tidak begitu susah. Tidak perlu harus mengimpor benih, karena di Indonesia ada juga produsen benih sayuran..

MENASEHATI ORANG YANG BERMAKSIAT

Cara Menasehati Orang Yang Terang-Terangan Melakukan Kemaksiatan



CARA MENASEHATI ORANG YANG TERANG-TERANGAN MELAKUKAN KEMAKSIATAN


Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz



Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Sepucuk surat berasal dari Kuwait, dikirim oleh seseorang yang mengeluhkan saudaranya, ia menyebutkan bahwa saudaranya itu melakukan kemaksiatan dan telah sering dinasehati, tapi malah semakin terang-terangan. Pengirim surat mengharap bimbingan mengenai masalah ini.

Jawaban
Kewajiban sesama muslim adalah saling menasehati, saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya." [Al-Ma'idah : 2]

Dan ayat,

“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran." [Al-'Ashr : l-3]

Serta sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia,

“Agama adalah nasehat." Ditanyakan kepada beliau, "Kepada siapa ya Rasulullah?" beliau jawab, "Kepada Allah, kitabNya, RasulNya, pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin lainnya."[1]

Kedua ayat dan hadits mulia ini menunjukkan wajibnya saling menasehati dan saling tolong menolong dalan kebaikan serta saling berwasiat dengan kebenaran. Jika seorang muslim melihat saudaranya tengah malas melaksanakan apa yang telah diwajibkan Allah atasnya, maka ia wajib menasehatinya dan mengajaknya kepada kebaikan serta mencegahnya dari kemungkaran sehingga masyarakatnya menjadi baik semua, lalu kebaikan akan tampak sementara keburukan akan sirna, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar." [At-Taubah : 71]

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pun telah bersabda

"Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika tidak bisa maka dengan lisannya, dan jika tidak bisa juga maka dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman."[2]

Maka anda, penanya, selama anda menasehatinya dan mengarahkannya kepada kebaikan, namun ia malah semakin menampakkan kemaksiatan, maka hendaknya anda menjauhinya dan tidak lagi bergaul dengannya. Di samping itu, hendaknya anda mendorong orang lain yang lebih berpengaruh dan lebih dihormati oleh orang tersebut, untuk turut menasehatinya dan mengajaknya ke jalan Allah. Mudah-mudahan dengan begitu Allah memberikan manfaat. Jika anda mendapati bahwa penjauhan anda itu malah semakin memperburuk dan anda memandang bahwa tetap menjalin hubungan dengannya itu lebih bermanfaat baginya untuk perkara agamanya, atau lebih sedikit keburukannya, maka jangan anda jauhi, karena penjauhan ini dimaksudkan sebagai terapi, yaitu sebagai obatnya. Tapi jika itu tidak berguna dan malah semakin memperparah penyakitnya, maka hendaknya anda melakukan yang lebih maslahat, yaitu tetap berhubungan dengannya dan terus menerus menasehatinya, mengajaknya kepada kebaikan dan mencegahnya dari keburukan, tapi tidak menjadikannya sebagai kawan atau teman dekat. Mudah-mudahan Allah memberikan manfaat dengan itu. Inilah cara yang paling baik dalam kasus semacam ini yang berasal dari ucapan para ahli ilmu.

[Majmu' Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah, juz 5, hal. 343-344, Syaikh ibnu Baz]

APA YANG DIMAKSUD DENGAN HIKMAH?

Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Apa yang dimaksud dengan hikmah? Dan bagaimana seorang muslim bisa menyandangnya?

Jawaban
Hikmah adalah keselarasan dalam bersikap dan menetapkan. Kesalahan bersikap berarti bertolak belakang dengan hikmah. Karena itu, sebagian dai yang berdakwah tanpa hikmah, ketika melihat seseorang yang dinilainya mungkar, ia akan menjelekkannya dan meneriakinya. Contohnya: Ketika melihat seseorang masuk masjid lalu langsung duduk tanpa shalat tahiyyatul masjid lebih dulu, ia akan meneriakinya. Demikian yang tanpa hikmah. Tapi yang dengan hikmah, tidak akan begitu. la akan menjelaskannya kepada orang tersebut dan menguraikan haditsnya. Demikian juga yang dilakukan dalam perkara-perkara yang wajib dan yang haram serta lainnya.

Dan begitu pula dalam sikap-sikap khusus yang berhubungan dengan manusia, seperti dalam bidang keuangan, harus pula dengan hikmah. Berapa banyak orang yang boros dan berhutang hanya untuk hal-hal yang tidak penting dan tidak mendesak.

PENJELASAN AYAT (TIADALAH ORANG YANG SESAT ITU AKAN MEMBERI MUDHARAT KEPADAMU APABILA KAMU TELAH MENDAPAT PETUNJUK)


Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin


Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Ketika dikatakan kepada seseorang, "Kenapa anda tidak merubah kemungkaran ini?" atau "Kenapa anda tidak menasehati keluarga anda untuk meninggalkan kemungkaran ini?" lalu orang tersebut menyebutkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

"Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk." [Al-Ma'idah : 105]

Bagaimana jawaban Syaikh?

Jawaban
Ayat ini adalah ayat muhkamah, ayat ini tidak dihapus hukumnya, namun orang yang berdalih dengan ayat ini telah salah faham. Dalam ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan

"Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk." [Al-Ma'idah: 105]

Di antara petunjuk itu adalah menyuruh manusia berbuat baik dan mencegah kemungkaran sesuai kesanggupan. Jika meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar tidak disebut telah berpetunjuk, karena jika telah tampak kemungkaran pada suatu kaum lalu ia tidak berusaha merubahnya, maka dikhawatirkan Allah akan menimpakan siksaan secara umum yang menimpa semua orang (yang baik dan yang buruk).

[Alfazh wa Mafahim fi Mizanisy Syari'ah, hal. 33 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin]

[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerjemah Musthofa Aini, Penerbit Darul Haq]
_________
Footnotes
[1]. Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya, kitab Al-Iman (55). Al-Bukhari mengomentarinya pada kitab Al-Iman.
[2]. Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya, kitab Al-Iman (49

PERNIKAHANKU




fhoto bareng bersama Remaja Masjid Agung, dan crue mars 106 fm

AGAR DOA DIKABULKAN

Ustadz : Sambo

clip_image002

Pada kajian ini kita akan merangkum kajian bagaimana agar doa-doa kita dikabulkan oleh Allah SWT. Telah kita kaji bahwa ada tujuh hal tentang doa ini, yaitu: (1) mengapa kita harus berdoa, (2) syarat-syarat dalam berdoa sehingga doa terkabul, (3) bagaimana cara berdoa, (4) hal-hal yang mempercepat doa dikabulkan, (5) hal-hal yang menghambat/menghalangi doa dikabulkan, (6) tempat dan waktu yang makbul dalam berdoa, dan (7) macam-macam/bentuk-bentuk doa yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Doa kita selama ini belum atau tidak terkabul, bisa jadi karena: (1) kita tidak tahu mengapa harus berdoa, (2) doa kita belum memenuhi syarat, ibarat shalat maka syaratnya adalah berwudhu, menghadap kiblat, menutup aurat, tempat yang bersih, masuk waktu; kalau tidak berwudhu maka syaratnya tidak dipenuhi dan shalatnya tidak diterima. Kalau doa itu tidak dipenuhi syarat-syaratnya, maka doa kita juga akan ditolak oleh Allah SWT. Doa kita tidak dikabulkan bisa jadi: (3) Caranya salah, (4) hal-hal yang mempercepat doa itu belum atau dikabulkan tidak kita lakukan. Ibarat kompor, mengapa masaknya lama sekali? Bisa jadi karena apinya kecil, minyaknya kurang, alat penggorengannya salah, masaknya banyak tetapi alatnya kecil. Penyebab lainnya adalah: (5) ada hal-hal yang menghambat doa kita dikabulkan. Kita inginnya dikabulkan doa kita, tetapi pekerjaan kita justru menghambat doa itu dikabulkan; dan (6) tempat dan waktunya tidak makbul, serta (7) jenis doa atau materi doanya tidak tepat.

Selama ini yang dipelajari dalam berdoa itu adalah yang ke-7, yaitu bentuk-bentuk atau macam-macam doa saja, sedang butir ke-1 hingga ke-6 tidak pernah dipelajari atau diajarkan. Yang sering terjadi adalah bertanya, “Ustadz, apa doanya kalau saya ingin punya anak, kalau saya mau kaya, mau sehat, biar cepat dapat jodoh, …..”. Kebanyakan kaum muslimin mempelajari butir yang ke-7 ini. Padahal yang nomor ke-7 ini mestinya harus melalui tahapan-tahapan mulai dari nomor ke-1 hingga ke-6 dulu. Apa pun doanya tetapi kalau nomor ke-1 hingga ke-6 itu tidak dilakukan, doa itu tidak dikabulkan. Oleh karena itu yang ke-7 itu adalah urutan yang terakhir. Bahkan kadang-kadang apa yang diminta berlawanan dengan apa yang terjadi, misalnya: minta sehat, ternyata sakit melulu; minta suami sayang ternyata suaminya marah-marah terus, minta anak yang bageur baik ternyata anaknya bandel, minta rejeki lancar ternyata seret; dsb. Mengapa ini bisa terjadi? Jangan-jangan ini karena kita hanya melakukan yang nomor ke-7 saja, tidak melaksanakan yang ke-1 hingga yang ke-6, yaitu tahu bunyi doanya, tetapi tidak tahu yang lainnya: syaratnya tidak dipenuhi, caranya salah, waktunya tidak tepat, melakukan hal-hal yang menghambat doa. Kita sering kali melakukan doa dengan cara yang salah, misalnya berdoa dengan santai, tidak serius, tangan enggan mengangkatnya, tangan hanya ditumpangkan di atas paha saja, doa diucapkan dengan seadanya dan tidak serius. Padahal kata Nabi bahwa doa itu adalah senjata. Namanya senjata itu kalau tidak mengetahui cara memakainya, tidak akan tepat sasaran. Misalnya, kita diberi pistol, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara menggunakannya, tidak akan bisa menembak sasaran; inginnya menembak kaki yang kena adalah kepala.

1. Mengapa kita harus berdoa?

Setidak-tidaknya ada 3 alasan mengapa kita harus berdoa, yaitu:

a. Karena kita merasa bahwa kita adalah orang yang lemah, orang yang butuh pertolongan Allah SWT.

Kalau kita merasa kuat, merasa tidak perlu bantuan, merasa sok jago; tidak akan bisa berdoa, kalaupun berdoa maka akan berbeda. Misalnya, ketika kita sedang banyak uang, bagaimana doa kita? Hambar, bahkan sering malas untuk berdoa. Kalau kita merasa lemah, merasa butuh pertolongan, merasa butuh bimbingan dan bantuan; maka kita akan terus berdoa supaya yang tadinya lemah menjadi kuat, tadinya banyak masalah menjadi dibantu, tadinya miskin menjadi dicukupkan oleh Allah SWT. Sedangkan kalau merasa tidak butuh kepada Allah, jarang berdoa. Dengan demikian kalau, misalnya, sekarang doa kita tidak dikabulkan, bisa jadi karena berdoanya hanya pada waktu susah saja; tetapi kalau kita merasa cukup, merasa kuat, merasa hebat; berdoanya hanya sekedarnya saja. Akhirnya ketika kita butuh, Allah mengatakan, ”Engkau pada saat merasa cukup tidak mau minta, sekarang giliran tidak punya merengek-rengek!”. Oleh karena itu apapun kondisi kita, kita harus yakini bahwa kita ini lemah, sangat bergantung. Doa itu tidak boleh berhenti, hanya sewaktu butuh saja. Allah berfirman dalam surat Faathir : 15:

clip_image003

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.

Kata Allah bahwa manusia itu butuh kepada Allah. Butuh apa saja? Butuh pertolongan, butuh bimbingan, butuh rejeki, butuh sehat, dan sebagainya. Orang yang emrasa butuh pasti doanya akan serius, tetapi kalau merasa tidak butuh, maka doanya tidak serius, bahkan malas berdoa.

b. Doa itu adalah ibadah

Doa itu adalah ibadah, yaitu salah satu bentuk ketundukan manusia kepada Allah. Doa itu tidak ada bedanya dengan shalat, zakat, haji, dlsb; karena doa itu adalah ibadah. Nabi bersabda bahwa doa itu adalah intinya ibadah (Ad du’au mukhkhul ’ibadah, doa itu adalah sumsumnya (intinya) ibadah). Orang yang malasa berdoa berarti ia adalah malas ibadah. Selama ini orang menganggap bahwa doa itu hanya sebatas permintaan saja, padahal bukan hanya sekedar permintaan, tetapi juga ibadah. Artinya, butuh ataupun tidak butuh, gembira atau susah, apapun kondisinya; kita harus terus beribadah, harus terus berdoa kepada Allah SWT, doa itu harus tetap serius. Kalaupun kita banyak rejeki, tetap harus serius berdoa memohon rejeki. Kebanyakan orang kalau sedang banyak rejeki, doa minta rejekinya tidak serius, tetapi kalau sedang susah baru mintanya sangat serius. Kebanyakan orang kalau sedang sehat, tidak pernah minta diberi kesehatan; tetapi kalau sedang sakit, mintanya terus menerus untuk diberi sehat. Oleh karena itu apapun kondisinya dan di mana pun adanya harus tetap ibadah.

Apa arti ibadah? Doa itu ibadah, artinya: (1) kapan dan di mana saja, butuh atau tidak butuh harus berdoa, (2) dikabulkan atau tidak dikabulkan, doa itu mendapatkan pahala. Kalau kita niat berdoa itu ibadah, maka doa kita itu menjadi ikhlas. Kebanyakan orang berdoa itu sifatnya menuntut untuk dipenuhi, kesannya memaksa. Doa yang baik itu adalah doa manakala kita sedang senang. Salah satu doa yang makbul adalah doa yang dilakukan pada saat sedang senang, sedang banyak duit berdoa minta rejeki. Kalau sedang susah lalu berdoa, maka itu adalah hal yang wajar. Selama ini kita sering kalau berdoa tidak ikhlas, memaksa terus. Apa artinya ikhlas? Jangan diingat-ingat, serahkan saja kepada Allah, dikabulkan atau tidak. Kita seringnya kalau minta kudu, harus, begini-begitu, harus sekarang. Kalau doa itu ikhlas, yang penting sudah memohon, hasilnya itu urusan Allah.

2. Syarat-syarat doa dikabulkan

Ada syarat-syarat dalam berdoa agar doa itu dkabulkan, yaitu:

a. Doa dengan hati

Syarat pertama agar doa itu dikabulkan adalah berdoa itu dengan menggunakan hati, tidak cukup hanya dengan mulut saja. Selama ini kita sering berdoa hanya di mulut saja, tidak disertai dengan hati. Bagaimana doa dengan hati? Begitu berucap tentang permohonan, maka hati pun sama mengucapkan doa itu. Sering kalai orang berdoa berbicara terus, diikuti orang dengan membaca ”Amin” keras-keras, tetapi hampa tanpa hati. Doanya rame-rame, membaca ”Amin”-nya kencang-kencang tetapi hatinya ke mana-mana. Jadi, doa itu harus memakai hati, karena Allah hanya melihat apa yang ada di dalam hati kita.

b. Yakin

Agar doa dikabulkan, doa itu harus memakai keyakinan. Doa yang tidak yakin, tidak akan dikabulkan oleh Allah SWT. Sering kali kita berdoa tetapi hati kita tidak yakin apakah Allah akan mengabulkan doa kita, merasa itu mustahil dikabulkan oleh Allah. Salah satu doa yang tidak ikhlas adalah doa itu dilakukan dengan tidak yakin, terbersit di dalam hati bahwa tidak yakin Allah mengabulkan doa kita, tidak yakin kepada Allah. Doa itu haru dengan penuh keyakinan, ”Ya Allah, Engkau Maha Baik, Engkau tidak pernah ingkar janji”.

c. Diusahakan

Agar doa dikabulkan, doa itu tidak cukup hanya dengan keyakinan saja, tetapi harus diusahakan. Kalau orang berdoa agar diberi kepintaran, maka harus belajar terus. Ingin disayangi suami, tetapi kalau servisnya tidak benar, tidak akan dikabulkan; harus berusaha agar disayangi suami. Suami ingin disayangi suami, kalau belanjanya diberikannya serba kurang, bawaannya kasar melulu; bagaimana bisa disayangi isteri? Beri belanjanya yang cukup, beri senyuman; itu adalah usaha-usaha agar disayangi isteri. Kalau ingin disayangi anak, tetapi bawaannya marah melulu kepada anak, mana mungkin bisa disayangi anak? Atau, kita ingin agar anak kita tidak menipu, tetpi kita sendiri sering menipu. Kita sering menipu kepada anak, misalnya: ”Jangan menangis ya, nanti dibelikan permen”; padahal tidak dibelikan permen. Itu mengajari anak menipu. Atau, ”Kalau ada orang yang bertanya, katakan bahwa ibu tidak ada”; padahal ada di rumah. Itu adalah mendidik anak untuk menipu. Jadi, syarat agar doa itu dikabulkan, harus diamalkan apa yang didoakan itu; usahanya itu harus sesuai dengan doanya. Kalau doanya ingin menjadi dokter, maka harus masuk ke Fakultas Kedokteran. Kita berdoa, ”Ya Allah, saya ingin anak saya menjadi dokter”, tetapi masuk Fakultas Ekonomi, maka tidak mungkin bisa menjadi dokter.

Banyak orang yang berdoa, sampai berbuih doanya itu, tetapi tidak mengusahakan sesuai dengan doanya itu, syarat-syaratnya tidak dipenuhi. Kalau syarat-syaratnya tidak dipenuhi, doa itu tidak akan dikabulkan. Jadi kalau berdoa tidak memakai hati, tidak yakin, dan tidak ada ikhtiar; maka doa tidak akan dikabulkan. Sekalipun kita telah minta dengan berbuih-buih agar diberi emas, tetapi kalau kita tidak berusaha, apakah langit akan menurunkan emas?

3. Cara berdoa

Bagaimana cara berdoa agar dikabulkan? Secara umum, cara berdoa itu adalah:

a. Menghadap kiblat

Berdoa secara formalnya dalah menghadap kiblat.

b. Berwudhu

Berdoa secara formal, yang lebih baik lagi adalah dengan berwudhu.

c. Serius

Doa itu harus dilakukan dengan serius, jangan seenaknya. Slah satu tanda bahwa doa itu serius adalah tangan diangkat dengan serius. Tangan diangkat hingga lebih tinggi dari pundak. Kalau doa itu dilakukan dengan serius, tangan itu bisa sampai bergetar.

d. Berulang-ulang

Doa itu harus dilakukan dengan berulang-ulang. Artinya, doa itu jangan hanya sekali saja, tetapi berulang-ulang, ”Ya Allah, kontrakanku habis, Ya Allah kontrakanku habis ….”, terus berulang-ulang. Lakukan berulang-ulang, tujuh kali, sepuluh kali, terussss… sampai yakin dikabulkan. Sering kali kita berdoa minta banyak, hanya sekali-sekali saja doanya. Lebih baik doa itu fokus dan dilakukan berulang-ulang, ”Ya Allah, doaku yang kemarin belum Engkau kabulkan…”, ulangi lagi dan ulangi lagi.

4. Hal-hal yang mempercepat doa dikabulkan

Apa saja yang membuat agar doa cepat dikabulkan? Amalan-amalan ibadah yang lainnya diperbaiki: shalatnya diperbaiki, infaqnya diperbaiki, puasanya diperbaiki, dlsb. Bagaimana doanya akan dikabulkan kalau shalatnya tidak benar? Shadaqoh adalah hal yang paling bagus untuk mempercepat doa. Makanya kalau ada orang yang bersedeqah kepada kita, maka harus kita doakan orang itu. Tetapi doanya jangan di muka orang yang bersedqah itu, tetapi di belakangnya agar ia tidak tahu. Kalau berdoa di depan orangnya, doanya bisa tidak ikhlas, ”Pak, kemarin saya sudah berdoa agar bapak masuk surga”; itu doa yang tidak ikhlas. Kata Nabi bahwa salah satu doa cepat terkabul itu adalah karena doa orang lain, yaitu doa yang dilakukan dengan ikhlas. Makanya kalau kita minta doa kepada orang lain itu jangan ditagih, biar saja seikhlasnya. Makin banyak ibadah kita perbaiki, makin makbul doa kita; terutama ibadah-ibadah yang sifatnya wajib, ditambah dengan ibadah-ibadah sunnah.

Termasuk hal yang mempercepat doa adalah banyak minta doa kepada orang lain. Oleh karena itu sering-seringlah minta doa kepada orang lain: orang tua kita, isteri kita, anak kita, suami kita, dlsb. Kita jarang minta doa kepada anak atau isteri kita, padahal jangan-jangan doanya makbul: ”Nak, doakan bapak, doakan ibu…”. Apalagi minta doa kepada orang tua, itu dapat mempercepat doa dikabulkan.

5. Hal-hal yang mengambat doa

Hal-hal yang menghambat doa adalah perbuatan dosa. Bagaimana kita akan minta kepada Allah, kalau diri kita diliputi dengan dosa? Makanya sebelum berdoa itu kita dianjurkan untuk membaca istighfar lebih dulu, memohon ampun kepada Allah. Termasuk juga dosa yang dilakukan kepada sesama manusia, itu menghambat doa. Kalau kita mendzalimi orang lain, doa kita ditolak oleh Allah. Oleh karena itu jangan mendzalimi orang lain, apalagi yang didzalimi itu adalah orang tua kita. Kalau kita sudah disumpah oleh orang tua kita, doa kita tidak akan dikabulkan. ”Aku sumpahi, kau tidak akan bahagia”, maka selama hidup tidak akan bahagia. Oleh karena itu kalau marah kepada anak, jangan menyumpahi anak. Kalaupun menyumpahi anak, sumpahi dengan hal-hal yang baik: ”Kau aku sumpahi menjadi orang yang kaya. Kau kusumpahi menjadi anak yang shaleh, masuk surga. Jangan menyumpahi anak dengan: ”Jadi anak syaitan,kau!”, nantinya anak itu seperti syaitan kelakukannya. Sumpahilah anak itu dengan yang baik-baik: masuk surga, menjadi anak shaleh; karena sumpah itu adalah doa. Berdoalah dengan yang baik-baik.

Termasuk yang menghambat doa adalah pelit, bakhil; tidak mau memberi orang lain. Bagaimana Tuhan akan membatu kita sementara kita adalah pelit, tidak mau membatu orang? Apapun permintaan orang, usahakan untuk membantunya, walaupun tidak secara langsung. Orang yang tidak mau membantu orang lain, doanya ditolak. Biarpun sama-sama susah, bantulah orang lain. Sering kali kita mengatakan, ”Ngapain membantu orang lain, kita sendiri susah”. Justru kalau kita susah lalu membantu orang lain, maka kita akan dibantu oleh Allah SWT. Nabi bersabda bahwa barang siapa menolong saudaranya, maka Allah akan menolong dirinya (Man kaana fii haajati akhihi kaanallaahu fii hajaatihi). Mulai sekarang, jangan bakhil: bantu, bantu dan bantu; walaupun dalam keadaan susah. Kalau tidak bisa membatu dengan harta, bantu dengan tenaga, bantu dengan doa; jangan pernah menolak permintaan orang lain.

6. Tempat dan waktu doa yang makbul

Tempat-tempat doa yang makbul kebanyakan adalah di tempat-tempat dilaksanakannya ibadah haji: Mekah, Madinah, Arafah, Multazam, Shofa-Marwa, Raudhoh, dlsb. Sedangkan waktu yang makbul adalah: (1) pada waktu sujud. Perbanyak doa pada waktu kita sedang sujud. (2) Sepertiga malam terakhir. Ketika menjelang shubuh, itu adalah waktu doa yang makbul. Ketika orang lain sedang tidur pulas, kita berdoa. Doa kita dikabulkan. (3) Waktu antara dua adzan (adzan dan iqomah), (4) waktu antara dua khutbah shalat Jum’at, (4) Ketika buka puasa, (5) Ketika musafir. Orang musafir itu doanya makbul. (6) Ketika hujan turun. (7) Ketika dizalimi orang lain. Ketika dizalimi orang lain, maka doanya jangan kepada orang yang mendzalimi itu, tetapi doanya adalah untuk dirinya sendiri. Sayang kalau doa kita yang makbul itu untuk orang lain, apalagi doa yang jelek bagi orang yang mendzalimi kita, lebih baik doa yang baik untuk diri kita sendiri. Ibarat kita mempunyai senjata, mengapa digunakan untuk orang lain? Lebih baik untuk diri kita sendiri. Misalnya kita didzalimi orang lain, lalu kita doakan agar orang itu selaka; kita mendapatkan apa? Tidak mendapatkan apa-apa, sama-sama rugi; tetapi kalau kita berdoa untuk kebaikan kita, maka itu untuk kita sendiri.

7. Bentuk-bentuk doa

Banyak bentuk-bentuk, macam-macam doa dan ini yang paling banyak dipelajari orang. Misalnya supaya disayangi suami-isteri-anak:

clip_image004clip_image005

Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Doa agar anak kita menjadi anak yang baik :

clip_image006

Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do`a.

Mulailah untuk menanam


Galakkan Islam Kepada Bidang Pertanian

Bagi umat Islam, kegiatan di dalam bidang ini merupakan di antara cara yang mudah bagi mendapat ganjaran pahala daripada Allah Subhanahu wa Ta‘ala di samping mendapat manfaat atau pendapatan yang halal daripada hasil jualan keluaran pertanian.

Ulama berselisih pendapat mengenai usaha yang paling baik, sama ada usaha daripada perniagaan, pertukangan ataupun pertanian. Menurut Imam An-Nawawi dalam Shahihnya, pekerjaan yang baik dan afdhal ialah pertanian. Inilah pendapat yang sahih kerana ia merupakan hasil tangannya sendiri dan ia juga memberi manfaat kepada diri sendiri, umat Islam dan kepada binatang. Di samping itu bidang pertanian juga membawa para petani kepada sifat tawakkal. (Al-Majmuk: 9/54 & Shahih Muslim Syarh Imam An-Nawawi)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ada menyebutkan mengenai pahala dan ganjaran orang-orang yang menjalankan bidang pertanian ini sebagaimana riwayat Anas bin Malik, Baginda bersabda:

Maksudnya: “Tiada seorang Muslim pun yang bertani atau berladang lalu hasil pertaniannya dimakan oleh burung atau manusia ataupun binatang melainkan bagi dirinya daripada tanaman itu pahala sedekah”

(Hadis riwayat Al-Bukhari)

Dalan riwayat yang lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Maksudnya: “Tiada seorang muslim menanam dan bertani maka hasil pertaniannya itu dimakan oleh manusia, binatang dan sebagainya melainkan dia akan menerima ganjaran pahala sedekah dalam riwayat yang lain: “melainkan dia akan menerima pahala sedekah hingga hari Kiamat”.

(Hadis riwayat Muslim)

Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Imam An- Nawawi bahawa hadis-hadis yang dinyatakan di atas adalah penjelasan mengenai fadilat (kelebihan) bercucuk tanam dan ganjaran bagi orang yang melakukannya itu berterusan hingga hari Kiamat selagi tanaman itu masih kekal.

Dalam hadis marfu‘ pula, daripada riwayat Abu Ayyub Al-Anshari, Baginda bersabda:

Maksudnya: “Tiada seorang lelaki menanam sesuatu tanaman melainkan Allah Azza Wajalla menetapkan baginya ganjaran pahala sebanyak jumlah yang dihasilkan oleh tanaman tersebut”.

(Hadis riwayat Ahmad)

Oleh itu mengusahakan hasil bumi dengan bertani dan menjayakan tanah terbiar merupakan satu cara mendapatkan punca pendapatan yang halal lagi sah di sisi Islam.

Menurut sejarah Islam, setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tiba di Madinah, Baginda telah menggalakkan usaha pertanian agar ditingkatkan. Bumi Madinah ketika itu sememangnya subur perlu diusahakan dengan lebih giat. Dalam hubungan ini, kaum Muhajirin yang berhijrah bersama Baginda diaturkan supaya bekerjasama dengan kaum Ansar iaitu penduduk asal Madinah di dalam usaha-usaha pertanian. Hal seumpama ini sesuai dengan riwayat Rafi‘ bin Hadij bahawa di zaman Rasulullah telah diingatkan oleh beberapa orang bapa-bapa saudara Baginda iaitu Rasulullah melarang daripada perkara yang memberi manfaat kepada kami, lalu kami bertanya: Apakah perkara tersebut?:

Maksudnya: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesiapa yang mempunyai tanah hendaklah dia mengerjakannya dengan bertani atau (jika dia tidak berupaya melakukannya) hendaklah menyerahkannya kepada saudaranya supaya diusahakan dan janganlah dia menyewakannya (sekalipun) hanya sepertiga, seperempat dan makanan asasi.”

(Hadis riwayat Abu Dawud)

Hakikat betapa Islam sangat menggalakkan sektor pertanian jelas daripada peruntukkan yang ada di dalam syariah. Sebagai contoh, sesiapa sahaja yang mengusahakan tanah terbiar dengan jayanya akan mendapat hak milik kekal terhadap tanah berkenaan berdasarkan pendapat kebanyakan ulama. Peruntukkan ini jelas memberi intensif kepada pengusaha-pengusaha bidang pertanian yang mengusahakan tanah terbiar atau mati. Perkara ini disebutkan dalam riwayat Aisyah Radhiallahu ‘anha, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Maksudnya: “Sesiapa yang memakmurkan (mengusahakan) tanah yang tidak dimiliki oleh sesiapa maka dia lebih berhak terhadapnya”.

(Hadis riwayat Al-Bukhari)

Walau bagaimanapun kita telah pun mempunyai peraturan atau undang-undang tanah, maka tidaklah boleh menggunakan tanah dengan sewenang-wenangnya melainkan terlebih dahulu mendapatkan kebenaran daripada pihak berkuasa.

Menanam Tanaman Haram Dan Membahayakan

Walaupun Islam sangat menggalakkan sektor pertanian, namun Islam melarang aktiviti-aktivit pertanian yang dijalankan bagi tujuan yang meragukan atau tidak sah menurut Islam seperti menanam anggur bagi tujuan membuat minuman keras, penjualan dan pengeluaran bahan-bahan yang memudaratkan manusia seperti penanaman ganja serta lain-lain tumbuhan yang mengandungi racun.

Dalam kitab al-Majmuk ada membincangkan kedudukan sama ada boleh atau tidak seseorang menjual anggur yang ditanamnya kepada seseorang yang diketahui akan atau kelazimannya menggunakan anggur itu bagi membuat minuman keras, maka pendapat yang shahih adalah haram bagi orang berkenaan menjual anggurnya kepada pembeli tersebut. (Al-Majmuk: 9/334) Walaupun menanam anggur pada asasnya diharuskan tetapi apabila jelas hasilnya itu akan digunakan untuk tujuan yang diharamkan, maka para petani perlulah berhati-hati ketika menjualkannya supaya ia bukan penyumbang kepada perkara yang diharamkan itu.

Begitulah kedudukannya dengan lain-lain hasil pertanian seperti ternakan, prinsip ini hendaklah dipegang demi memastikan bahan-bahan yang dikeluarkan itu tidak disalahgunakan bagi tujuan-tujuan yang tidak diharuskan oleh syarak.

Pemasaran Hasil Pertanian

Dalam Islam kegiatan memonopoli dan menyorok sesuatu barangan (ihtikar) terutamanya barang makanan tidak dibenarkan dalam Islam. Dalam sebuah hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:

Maksudnya: “Jangan melakukan perbuatan memonopoli (kerana) perbuatan itu dilakukan oleh orang-orang yang berdosa”.

(Hadis riwayat Muslim)

Begitu juga dengan kegiatan orang tengah yang mengambil kesempatan di dalam urusan pemasaran sesuatu barangan termasuk barang makanan. Kerana itu Islam melarang urus niaga yang dinamakan talaqqa ar-rukban iaitu kegiatan menemui para pengeluar barangan termasuk para petani di luar bandar dan membeli barangan mereka sebelum mereka sampai ke bandar atau pekan dan mengetahui harga pasaran sebenar, dalam makna yang lain membeli dengan harga yanh murah dan menjualnya dengan harga yang mahal, sehingga akhirnya akan menjejas kepentingan pengguna. Menurut Khatib as-Syarbini sah urus niaga tersebut jika tidak bermaksud sedemikian. (Mughni Al-Muhtaj: 2/36) Perkara ini adalah berdasarkan larangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya:

Maksdunya: “Daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “Jangan kamu membeli dagangan secara rukban (barang dagangan yang masih berada di atas kenderaan untuk dijual)”.

(Hadis riwayat Al-Bukhari & Abu Dawud)

Penutup

Penjelasan di atas menggambarkan bahawa Islam memberi perhatian dan sangat menggalakkan kepada sektor pertanian. Malahan Islam memberi panduan dalam memastikan segala aktiviti pertanian iaitu bermula daripada projek dijalankan hinggalah kepada proses pemasaran dan jualan menurut garis panduan yang jelas dan adil demi mengelakkan perbalahan di antara penjual dan pembeli.

Walau bagaimanapun, perhatian tidak seharusnya diberikan hanya kepada sektor ini dengan mengabaikan kepentingan sektor-sektor lain kerana matlamat utama kita ialah mencapai keseimbangan di dalam segala bidang untuk memenuhi tuntutan fardhu kifayah dalam rangka membangun negara dan ummah.


Kehidupan Seseorang di Dunia Seperti Petani Yang Sedang Bercocok Tanam

Di antara pelajaran yang kita bisa ambil dari pertanian adalah bahwa kehidupan dunia adalah seperti halnya ladang pertanian. Semua orang yang sedang menjalani kehidupan di dunia ini pada hakekatnya sedang menanam, yaitu menanam amal kebaikan dan ketaatan kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Dan sesungguhnya waktu pemanenan amalnya itu akan dilakukan pada hari kiamat yaitu pada hari perhitungan amal. Maka tak salah sebagian orang mengatakan bahwa kehidupan dunia adalah ladang amal.

Alloh menyebutkan dalam Al-Quran tentang orang-orang yang sedang menanam amal kebaikan itu ada yang bisa memanennya dan ada yang tidak bisa memanennya. Alloh subhanahu wa ta’ala menjelaskankannya dengan memisalkan dengan pertanian sebagaimana akan disebutkan berikut ini.

Yang pertama adalah orang yang bisa memanen amalnya itu di akherat, siapakah mereka?, Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Quran:

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir: seratus biji, Alloh melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Alloh Maha Luas (karunia)-Nya) lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261).

Ayat ini berbicara tentang amal seorang muslim akan dilipat gandakan dari sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat bahkan bisa lebih dari itu. Menjadi seorang muslim adalah suatu keberuntungan karena amalnya akan dilipat gandakan. Dan amal-amal kebaikan yang dilakukan seorang muslim akan dilipat gandakan sesuai dengan jenis amal maupun tingkat keikhlasannya.

Berkata Ibnu Katsir rohimahullohdalam tafsirnya, “Ini merupakan perumpamaan yang diberikan Alloh subhanahu wa ta’ala mengenai pelipat gandaan pahala bagi orang-orang yang menafkahkan harta kekayaannya di jalan-Nya dengan tujuan untuk mencari keridhaan Alloh subhanahu wa ta’ala. dan bahwasanya kebaikan itu dilipat gandakan mulai dari sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Di mana Dia berfirman, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh.” Sa’id bin Jubair mengatakan, ‘Yaitu dalam rangka menaati Alloh subhanahu wa ta’ala.

Perumpamaan ini lebih menyentuh jiwa daripada penyebutan bilangan 700 kali lipat, karena perumpamaan tersebut mengandung makna bahwa pahala amal shalih itu dikembangkan Alloh subhanahu wa ta’ala bagi para pelakunya, sebagaimana tumbuh-tumbuhan, tumbuh subur bagi orang yang menanamnya di tanah yang subur.

Dan firman-Nya disini, ‘Alloh melipat gandakan (pahala) bagi siapa yang dikehendaki’ maksudnya sesuai dengan keikhlasan orang itu beramal. ‘Dan Alloh maha luas (karunia-Nya) lagi maha Mengetahui’ maksudnya, karunia Alloh subhanahu wa ta’ala itu sangat luas dan sangat banyak bahkan lebih banyak dari mahluk-Nya dan Dia Maha Mengetahui terhadap siapa-siapa yang tidak berhak dan siapa-siapa yang berhak mendapatkannya. Maha Suci Alloh, Maha Suci Dia dan segala puji bagi-Nya.[1]

Perhatikanlah, misalnya dalam pertanian, seorang akan menanam padi, dia misalkan menabur sebutir benih padi, kemudian benih itu berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman padi yang muda. Dalam pertumbuhannya tanaman padi itu beranak pinak karena suburnya sehingga menjadi tujuh batang tanaman padi. Pada pertumbuhan selanjutnya tanaman padi itu berbunga dan mengeluarkan tujuh bulir (tangkai) dan dalam satu bulir tersebut terdapat seratus bunga, kemudian bunga-bunga padi itu dibuahi dan menjadi biji padi yang baik. Begitulah petani itu mendapat 700 biji padi dari sebutir benih padi. Demikian juga seorang muslim bila melakukan amal shalih maka dia akan memanen bisa sampai 700 ganjaran di akherat kelak. Ini adalah hal yang sangat menguntungkan maka hendaknya sebagai seorang muslim kita bersemangat menanam amal ketaatan dan amal ibadah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala karena hasil yang akan kita panen akan melimpah ruah dam berlipat ganda.

Sementara orang-orang yang tidak bisa memanen amalnya, Mereka adalah orang kafir (non-muslim), mereka tidak bisa memanen amal-amal kebaikan mereka di akherat kelak. Karena amal-amal mereka rusak sebagaimana tanaman-tanaman yang rusak. Mengapa amal kebaikan mereka rusak, jelas karena mereka kafir terhadap Alloh subhanahu wa ta’ala, mereka tidak mentauhidkan Alloh subhanahu wa ta’ala, dan juga mereka beramal tidak sesuai dengan petunjuk Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Segala jerih payah mereka tidak berharga, sia-sia seperti halnya tanaman yang telah rusak maka tidak bisa dipanen hasilnya, padahal mereka sangat membutuhkan hasil panennya pada hari itu. Yaitu pada hari perhitungan amal, mereka adalah orang-orang yang merugi.

Alloh subhanahu wa ta’ala mengabarkan tentang amal-amal orang kafir dengan firman-Nya:

Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Alloh tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri.” (QS. Ali Imran : 117)

Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya, “Kemudian Alloh subhanahu wa ta’ala memberikan perumpamaan bagi apa yang dibelanjakan oleh orang kafir di kehidupan dunia ini. Demikian dikatakan oleh Mujahid, Hasan Al Bashri dan As Suddi, Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘Perumpamaan bagi apa yang dibelanjakan orang kafir di dalam kehidupan dunia ini adalah seperti angin yang mengandung hawa yang sangat dingin.’ Yakni angin yang disertai hawa yang sangat dingin sekali. Demikian juga dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Qatadah, Adh Dhahhak, Rabi’ bin Anas dan yang lainnya.

Kemudian Ibnu Katsir rohimahullohmelanjutkan, ‘Yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya.’ Maksudnya, angin tersebut dapat memusnahkan jika menimpa tanaman yang sudah sa’atnya dipanen. Angin itu memporak-porandakan dan memusnahkan buah-buahhan dan tanaman yang ada di dalamnya, padahal si pemiliknya justru sangat membutuhkan hasil panennnya.

Demikian juga dengan orang kafir, Alloh subhanahu wa ta’ala akan menghapus pahala dan buah semua amalnya selama di dunia, sebagaimana musnahnya tanaman itu akibat dosa-dosa para pemiliknya. Dan orang-orang kafir membangun amal mereka itu tanpa ada pondasi, tidak pula ada asasnya. ‘Dan Alloh tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.’ [2]

Dari dua ayat diatas terdapat penjelasan bahwasanya beruntunglah seorang yang memeluk agama islam karena dia akan bisa memanen amalnya di akherat dan merugilah orang-orang selain umat islam karena amal mereka tidak bisa dipanen. Padahal pada saat itu-hari kiamat- sangat diperlukan hasil panen yaitu amal-amal shalih, yang merupakan modal untuk mendapatkan rahmat Alloh subhanahu wa ta’ala sehingga bisa selamat dari siksa neraka dan masuk kedalam surga. Ya Alloh! Jadikanlah kami orang-orang yang bisa memanen amal-amal kami, dan matikanlah kami dalam keadaan sebagai seorang muslim.


[1] Tafsir Ibnu Katsir, jilid 1, Juz 3, hal. 526-527.

[2] Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 2 Juz 4 hal. 12