Minggu, 29 Juni 2008

TAMAN RUMAH


Menciptakan "Roh" Taman Rumah

SEINDAH apa pun arsitektur bangunan rumah, tanpa taman, rumah tetap saja terasa hampa, tidak hidup. Roh rumah sebenarnya terletak pada dua hal utama, yakni aktivitas penghuni rumah dan kehadiran taman yang asri. Keduanya merupakan makhluk hidup, bukan barang mati, yang sangat berperan menghidupkan "roh" rumah.

Aktivitas seluruh anggota keluarga dalam memanfaatkan fungsi-fungsi setiap ruang secara optimal, mulai dari tidur, mandi, beribadah, belajar, memasak, duduk santai, hingga berkebun bersama adalah hakikat rumah sebagai tempat tinggal.

Arsitektur yang ramah lingkungan selalu berusaha menyatukan bangunan dengan lingkungannya, seperti rumah kebun, rumah berarsitektur organik (Kaufman House karya Frank Lloyd Wright yang terkenal dengan sebutan Falling Water House).

Sebuah rumah sehat idealnya memiliki komposisi koefisien dasar bangunan (KDB) 60 persen dan koefisien dasar hijau (KDH) 40 persen. KDH berupa taman mutlak diperlukan sebagai paru-paru rumah dan tempat resapan air. Keterbatasan lahan membuat KDH sering kali dipersempit, bahkan ditiadakan sama sekali. Kembalinya tren gaya hidup dekat alam di kota metropolitan membuat kebutuhan akan taman rumah kembali menggeliat.

Dalam kehidupan berkota yang kian materialistis dan tenggelam dalam rutinitas kehidupan (kerja, sekolah), kita memerlukan keseimbangan hidup yang dapat ditemukan di rumah. Salah satunya adalah dengan berkebun di taman yang diyakini obat terapi fisik dan psikis mujarab yang murah meriah. Kehadiran taman-taman di rumah pun sudah menjadi keharusan dan merupakan faktor penentu nilai jual rumah. Nyaris tidak ada rumah yang dibiarkan gersang tanpa taman.

Untuk menghadirkan taman rumah yang tepat, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh arsitek/arsitek lanskap dan penghuni rumah. Taman merupakan representasi kehadiran alam (taman surgawi) dalam rumah sebagai bagian dari ingatan kolektif hakikat manusia yang selalu ingin dekat dengan alam (back to nature).

Nostalgia pemandangan lanskap pedesaan yang hijau, gemericik air yang menggoda, kicauan burung di atas pohon yang rindang, atau tiduran di hamparan rumput merupakan ingatan kolektif yang selalu dirindukan sepanjang hayat dan menghantui untuk diwujudkan kembali di depan mata di dalam rumah kita. Sifat alamiah dan humanis tersebut diwujudkan dalam bentuk-bentuk taman yang banyak dipengaruhi faktor iklim dan sosial budaya masyarakat yang kaya filosofi kehidupan.

Secara umum, bentuk taman dapat dibagi atas taman kering dan taman basah. Komposisi taman kering berupa materi keras (hardscape) seperti batu-batuan, koral, kerikil, dan pasir, unsur air, dan materi lunak (softscape) tanaman lokal. Bentuk taman cenderung formal kaku, teratur, pembagian ruang jelas, suasana terasa hening dan dingin. Taman Jepang, taman China, taman Korea, taman Mediteranian, atau taman minimalis merupakan tipikal taman kering dengan ciri khas masing-masing.

Taman kering dapat dioptimalkan sebagai resapan air dengan struktur terdiri dari bawah ke atas berupa batu apung, ijuk, koral, pasir kasar, dan tanah/koral/kerikil dengan ketebalan beragam sesuai dengan kondisi tanah. Taman kering juga berfungsi sebagai tempat refleksi tubuh mengendurkan urat saraf dan melancarkan peredaran darah.

Taman basah merupakan wujud miniatur hutan hujan tropis dengan komposisi didominasi materi lunak tanaman yang kaya jenis, warna-warni (keceriaan), serta unsur air dan batu-batuan sebagai pelengkap. Bentuk taman informal, acak, komposisi ruang bebas tetapi tetap jelas, suasana lebih santai dan ceria. Taman Bali, taman Jawa, taman Hawaii, dan taman Inggris mewakili bentuk taman basah ini.

Sebelum kita menentukan bentuk taman apa yang paling cocok dibangun di rumah, kita harus melihat dulu konsep bangunan rumahnya, karena taman juga berfungsi sebagai penyelaras bentuk arsitektur rumah dengan lingkungan sekitar dan kontekstual. Sebagai penyelaras, taman dapat dibangun mengikuti bentuk taman-taman lingkungan dan konsep umum permukiman yang dikembangkan pengembang. Jika rumah Anda bergaya arsitektur Bali, tentu taman Bali-lah yang paling tepat. Begitu pula bila rumah tersebut berarsitektur Mediteranian, klasik, art deco, atau minimalis.

Taman juga dapat dibangun ekstrem sebagai sebuah "dunia baru" yang lain daripada yang lain. Taman menjelma menjadi dunia pelarian dari rutinitas kehidupan yang terkadang menjemukan. Lebih hemat, ketimbang harus berakhir pekan ke tempat-tempat wisata alam di luar kota, begitu salah satu alasan yang dikemukakan para penghuni.

Untuk mendekatkan diri dengan alam, fungsi-fungsi ruang dalam rumah ditarik ke luar, seperti ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga ditarik ke taman belakang atau ke taman samping, atau kamar mandi semiterbuka di taman samping. Sebaliknya, alam juga dapat ditarik ke dalam ruang rumah, ruang tamu, atau ruang keluarga dilengkapi kolam ikan di taman samping, dinding-dinding kaca air di ruang keluarga dan dapur.

Penyebaran pot-pot tanaman berdaun/berbunga indah mulai dari carport, teras depan, ruang tamu, ruang keluarga, hingga teras belakang menegaskan kehijauan rumah. Pot tanaman juga dapat ditempatkan berjejer di atas pagar atau di ujung kolom pagar akan mempercantik penampilan pagar rumah.

Tema taman sangat bervariasi dan diselaraskan dengan gaya arsitektur bangunan rumah, seperti taman tropis (tanaman warna-warni), taman aromatik (tanaman berbau harum wangi), taman apotek hidup (tanaman berkhasiat obat), atau taman rempah (tanaman kebutuhan memasak).

Sedikit kreativitas dalam menata taman dengan memadukan berbagai tanaman secara berkelompok sesuai jenis dan warna, kolam ikan dari gentong/gerabah, air mancur siap pajang, dan ornamen taman (batu alam, patung gerabah, bangku, lampu). Permainan lampu sorot juga dapat memberikan efek dramatis, romantis, atau hening dalam taman di malam hari.

Taman tanpa unsur air bak makanan tanpa garam, yang memberikan efek menyejukkan bagi rumah dan penghuninya. Kolam air dapat dibuat memberikan efek sebagai air mancur, air muncrat, atau air jatuh. Efek gemericik air secara teratur dapat menenangkan pikiran dan kejiwaan penghuni. Kombinasi dinding pagar setinggi + 1,50 meter, tanaman berdaun padat di luar atau di dalam pagar, dan kolam air merupakan kombinasi efektif peredaman kebisingan ke dalam rumah.

Jenis tanaman yang dipakai harus mempertimbangkan lokasi taman terkena sinar matahari langsung secara penuh (tanaman berbunga), setengah, atau teduh (tanaman berdaun hijau). Warna indah bunga atau daun tanaman diserasikan dengan warna dominan rumah sehingga tampak selaras. Pilih tanaman yang mudah pemeliharaan dan perawatannya, termasuk media tanam dan jenis pupuk alami atau buatan.

Bagi yang tidak mau repot, kini telah banyak dijual komponen taman instan. Berbekal konsep taman yang akan diwujudkan, Anda dapat membeli pot lengkap dengan tanaman yang terawat baik dari berbagai jenis, bahan, dan ukuran, ornamen patung, bangku taman, lampu taman, paket lengkap kolam air mancur mini dan pompa air, dan akuarium. Semua siap pajang dalam waktu singkat dengan biaya cukup kompetitif.

Luangkan menanam pohon di jalur hijau depan rumah, taman depan, atau taman belakang untuk memberikan kesegaran udara yang dibutuhkan rumah dan penghuni. Keelokan taman rumah yang ditata apik akan menyegarkan mata, menyejukkan hati, mendinginkan kepala. Hidup pun semakin sehat psikis dan fisik bagi seluruh anggota keluarga.


Tidak ada komentar: